Apa itu 'Candlestick'?


Dokter Saham Dokter Saham | 01 Jul 2017
Apa itu 'Candlestick'?

Asal mula candlestick pertama kali digunakan di Jepang pada abad ke-17 oleh seorang pedagang beras bernama Munehisa Homma yang menemukan hubungan antara permintaan, penawaran dan harga beras yang berpengaruh secara emotional terhadap para pedagang. Prinsip yang ditemukan oleh Munehisa Homma inilah yang menjadi dasar analisis grafik candlestick dan sangat popular digunakan oleh para traders saat ini.

  

Candlestick memberikan gambaran hubungan antara harga pembukaan (open), harga tertinggi (high), harga terendah (low) dan harga penutupan (close), bentuknya mirip seperti lilin yang memiliki badan dan sumbu. Warna hitam/merah berarti harga pembukaan lebih tinggi dari harga penutupan dan sebaliknya warna putih/hijau berarti berarti harga penutupan lebih tinggi dari harga pembukaan.

Candlestick 

Gambar 1 - candlestick putih dan hitam.

 

Chart candlestick digunakan dalam techincal analysts (TA) untuk memprediksi arah tren yang sedang terjadi dan kapan waktu yang tepat untuk bertransaksi jual beli saham. Karena bentuknya lebih mudah dimengerti, traders dapat dengan mudah membandingkan hubungan antara harga pembukaan (open) dan penutupan (close) dan juga harga tertinggi (high) dan terendah (low).

 

Apa yang tidak terlihat dalam candlestick

Candlestick tidak mengambarkan keseluruhan urutan kejadian hingga terbentuknya harga pembukaan (open) dan penutupan (close).  Apa yang tidak terlihat di candlestick

Gambar 2 - Candlestick tidak mengambarkan seluruh urutan kejadian.

 

Contoh ilustrasi gambar diatas, urutan terbentuknya candlestick hitam panjang hanya terjadi 2 langkah harga setelah pembukaan (open) bergerak naik (high) lalu menurun (low) hingga harga akhirnya menguat sedikit (close) di akhir sesi perdagangan, hal ini menandakan si penjual (seller) menekan dan menguasai transaksi perdagangan disaat itu. Tetapi mungkin juga urutan yang terjadi harga pembukaan turun langsung terlebih dahulu (low) lalu harga bergerak fluktuatif naik-turun selama sesi perdagangan hingga pada akhirnya harga ditutup membentuk pola candlestick yang sama, hal ini menandakan transaksi yang lebih berimbang antara pembeli (buyer) dan penjual (seller). 

Masih banyak kombinasi urutan lainnya yang dapat menghasilkan pola candlestick hitam yang sama. Tentunya tanpa mengetahui urutan kejadian tersebut diatas, candlestick dengan informasi harga pembukaan (open), tertinggi (high), terrendah (low) dan harga penutupan (close) masih memberikan informasi yang berharga bagi para trader dalam menentukan keputusan bertransaksi saham. 

 Tags
candlestick